KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALATMUSIK SERTA KEKURANGAN MAUPUN KEUNTUNGAN ORANG DEWASA,PRASEKOLAH DAN REMAJA?
kelebihan kelebihan tertentu ini
merupakan salh satu cara kita untuk bisa memainkan nya kelebihan dan
kekurangan yang akan saya jelaskan seperti gitar dan piano
1. GITAR.
Kelebihan gitar :
1. Salah satu alat musik "lengkap" yang bisa memainkan melody, bass & rythm sekaligus.
2. Portable & mudah dibawa2 misalnya camping, jalan2, dll;
3.
Intrumen yang ukurannya mendukung pemainnya, bukan pemain yang
mendukung ukuran instrumennya, jadi orang lebih melihat pemainnya, bukan
instrumennya;
4. Waktu di panggung bisa berpindah2 di mana saja, tidak harus menetap di satu tempat
5. Bisa dibending
6. Lead gitar lebih menyayat hati dibandingkan instrumen lain
7. Lebih banyak pemain gitar yang terkenal daripada pemain instrumen lain
8. Orang lebih banyak tahu gitar mahal & murah dibandingkan instrumen
KEKURANGAN GITAR :
1. belajar dahulu chord (kunci gitar)
2. Cari tahu kunci gitar lagu yang disukai untuk dimainkan
3. Usahakan lagu yang dimainkan dengan kunci gitar yang tidak rumit seperti Am, Em, G, C, F.
2.PIANO
Selain itu ada juga kekurangan belajar piano saat kecil dan saat dewasa sebagai berikut :
Seperti
yang saya utarakan dalam artikel sebelumnya, saya membagi "mengajar
piano" menjadi empat kategori yaitu, piano bagi anak prasekolah, piano
bagi anak-anak, piano bagi siswa remaja, dan piano bagi siswa dewasa
atau orangtua. Keempat kategori ini memiliki perbedaan satu dengan
lainnya dan sekaligus memiliki pendekatan yang berbeda pula dalam proses
belajar mengajar.
Kali ini kita akan membahas 'mengajar piano pada siswa dewasa :
Saya
telah mengajar piano di Batam sejak tahun 2003 hingga sekarang, dan
selama ini, saya selalu memiliki siswa dewasa dan bahkan orangtua.
Beberapa di antara mereka telah memiliki sedikit latarbelakang
pengetahuan piano, ya, mungkin bisa dikatakan tingkat (grade) 1 piano.
Namun mereka berniat mendalami piano dan berkeinginan menjadikan piano
sebagai bekal hidup atau penghasilan mereka. Beberapa orang telah
berhasil menjadikan "mengajar piano" sebagai penghasilannya dengan
mengajar piano privat di rumahnya atau ke rumah murid-muridnya, bahkan
ada yang telah membuka kursus sendiri di Batam. Suatu pencapaian yang
luar biasa, bukan !!
Beberapa siswa orangtua yang pernah saya bimbing
tidak memiliki latarbelakang pengetahuan musik sama sekali. Mereka
benar-benar pemula dalam piano. Mereka ingin belajar piano karena merasa
memiliki waktu dan bisa bermain piano itu menyenangkan serta bisa
menghibur diri sendiri. Mereka tidak punya cita-cita lain selain bisa
bermain piano untuk menyenangkan diri sendiri. Langkah ini diambil
karena memang di rumahnya sudah memiliki piano. Ya, daripada pianonya
tidak ada yang pakai dan membuatnya semakin rusak, ya, lebih baik
belajar piano aja. Tetapi, jika seandainya tidak memiliki piano akustik
di rumahnya, wah, belum tentu belajar kali ya!!
Ada juga orangtua
yang begitu komitmen mendorong anaknya belajar piano. Ia selalu
mengantar anaknya belajar piano dan menunggu di tempat kursus dengan
setia. Setelah beberapa waktu ia merasa, menunggu itu membuang waktu.
Akhirnya ia mengambil kesimpulan, daripada bengong dan tak lakukan
apa-apa, ia mencoba belajar piano pada jam yang bersamaan dengan
anaknya, sehingga sepertinya ia tidak sedang menunggu anaknya karena ia
juga sedang belajar. Kelihatannya, orang ini sangat berhikmat. Meskipun
hasilnya memang lambat, tapi keputusan belajar piano sekaligus
mendampingi anaknya belajar adalah keputusan yang luar biasa
bijaksananya karena dengan keterlibatan orangtua dalam belajar piano, ia
akan mengetahui bagaimana sebenarnya belajar piano, apa yang dituntut
dari siswa dan berapa banyak waktu yang harus diberikan untuk latihan
dan sebagainya. Pengetahuan yang dimiliki orangtua seperti itu tentu
akan sangat bermanfaat buat anaknya agar ia bisa berhasil menjadi pemain
piano yang baik. Ia akan tahu bagaimana memotivasi anaknya untuk terus
bergairah dalam belajar piano. Ia juga akan bisa menjawab beberapa
pertanyaan seputar musik piano yang diajukan anaknya, meskipun tidak
semua pertanyaan itu bisa dijawab tapi itu sudah sangat menolong hingga
saat bertemu kembali dengan guru pianonya.
Bahkan ada juga kelompok
orang dewasa atau orangtua yang belajar piano karena mereka berkeinginan
melayani musik di gereja. Mereka berkeinginan menjadi pianis di gereja
dan ingin tahu bagaimana memainkan lagu-lagu hymne, lagu-lagu paduan
suara, dan lagu-lagu rohani lainnya. Mereka ini hanya memiliki satu
tujuan ini dan itu merupakan suatu keputusan yang bijaksana dan
membanggakan.
Yang menjadi pertanyaan, apa keuntungan dan kerugian
siswa dewasa jika mulai belajar piano pada usia dewasa atau orangtua?
Pendekatan apa saja yang harus diterapkan seorang guru piano ketika
mengajar siswa dewasa atau orangtua?
Keuntungan belajar piano pada usia dewasa
Sebuah
trend di Jepang sekarang ini adalah semakin banyak siswa dewasa atau
orangtua yang belajar piano dibanding dengan usia anak-anak. Tentu
informasi ini memberikan suatu nilai positif bagi para siswa dewasa agar
semakin giat belajar piano karena bukan hanya mereka yang belajar piano
tetapi ada banyak orang yang sedang memulai belajar piano.
Ada orang
dewasa yang selalu bertanya, apa saya dengan umur setua ini masih bisa
belajar piano? Apakah saya tidak terlalu tua untuk belajar piano? Saya
cukup mengerti pemikiran dan pertimbangan orangtua seperti ini, karena
pada umumnya seseorang mulai belajar piano ketika ia masih usia muda.
Namun satu hal yang harus kita ketahui, namanya juga mencari ilmu atau
keahlian, tentu tidak ada batas umur, termasuk belajar piano. Terus
terang, jika ingin jadi seorang yang mahir dalam bermain piano, atau
ingin belajar hingga grade 8 piano, bisa juga diraih meskipun mulai
belajarnya ketika sudah dewasa. Ada banyak kesaksian dan bukti tentang
hal ini, bahwa ada yang bisa menjadi seorang profesional dalam piano
meskipun ia memulainya ketika ia sudah dewasa bahkan orangtua.
keuntungan bagi seorang siswa dewasa ketika mulai belajar piano?
Ada
tiga keuntungan yang dimiliki siswa dewasa dibanding siswa anak-anak.
Pertama, bahwa niat belajar piano itu datang dari diri sendiri dengan
tanpa paksaan oleh siapapun. Ini adalah kunci keberhasilan dalam belajar
piano. Ada banyak anak-anak belajar piano tetapi banyak di antara
mereka tidak suka piano. Mereka belajar karena orangtuanya memaksa
mereka untuk kursus piano. Sebagai akibatnya, setelah beberapa waktu,
khususnya ketika sudah remaja atau duduk di sekolah SMA, mereka mulai
punya banyak alasan agar bisa berhenti belajar piano. Salah satu
alasannya adalah adanya kesibukan belajar, kegiatan di sekolah, dan
persiapan-persiapan ujian akhir dan sebagainya. Biasanya anak-anak yang
dipaksa belajar piano akan cenderung kurang berhasil. Orang dewasa
sebaliknya, niat itu datang dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia
telah mengambil suatu keputusan apa yang akan ia lakukan, dan menetapkan
target dalam belajar piano.
Kedua, daya tangkap, konsentrasi,
response dan kemampuan menganalisa siswa dewasa jauh lebih baik dari
anak-anak. Jika seorang anak belajar piano di tempat kursus selama 45
menit, bisa dikatakan konsentrasi belajarnya mungkin hanya 30 menit dan
sisanya mengerjakan teori atau ngobrol dan lain-lain. Tetapi siswa
dewasa bisa berkonsentrasi dan meresponi pengajaran hingga lebih dari 60
menit. Dalam poin ini, seorang guru piano akan senang karena ia tidak
bersusah payah mengajarkan suatu materi seperti mengajar anak-anak.
Umumnya, orang dewasa bisa mencerna perkataan dan penjelasan meskipun di
sampaikan satu kali saja. Namun tidak demikian bagi anak-anak. Meskipun
sudah dijelaskan berkali-kali tetap saja ia tidak bisa mengerti.
Singkatnya, orang dewasa lebih mudah menerima suatu pelajaran dan mudah
mengerti apa yang dimaksud gurunya.
Ketiga, siswa dewasa bisa
mengatur jam belajar dan latihan sendiri. Karena siswa dewasa sudah
punya tujuan kenapa ia harus belajar piano, maka ia bisa berkomitmen dan
berdedikasi tanpa paksaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sendiri. Ia akan mengatur jam latihan dan belajarnya dengan baik. Tidak
seperti siswa anak-anak yang asyik bermain dengan teman-temannya dan
melupakan jam latihan pianonya. Orang dewasa atau orangtua pensiunan
dini yang sedang belajar piano, tentu akan lebih memiliki waktu lagi. Ia
tidak dibebani urusan keluarga untuk mengatur anak-anaknya kerena
memang semua anak-anaknya sudah dewasa. Ia tidak memiliki jam kantor dan
kesibukan lainnya. Bisa dikatakan ia hanya ingin bersantai dan
menghabiskan masa pensiunnya. Ia bisa berlatih 5-6 jam per hari sesuai
dengan apa yang ia tetapkan. Saya pernah baca sebuah artikel yang
memberikan kesaksian seperti ini, dan ia bisa menjadi pianis profesional
meskipun ia mulai belajar piano setelah ia pensiun dini.
Kerugian belajar piano pada usia dewasa.
kerugian bagi seorang siswa dewasa ketika mulai belajar piano?
Ada
lima kerugian yang dimiliki siswa dewasa dibanding dengan anak-anak.
Pertama adalah hal waktu. Sering siswa dewasa mempermasalahkan waktu. Ia
tidak latihan karena sibuk dengan pekerjaan kantor, urusan keluarga,
dan lain-lain. Jadi, meskipun pada awalnya ia punya tujuan dan keinginan
besar untuk belajar piano, kesibukan itu sendiri mengalahkan tujuannya.
Terkecuali ia sudah seorang pensiunan yang tidak memiliki kegiatan lain
selain menjalani hidup dan menghabiskan sisa waktu yang ada, tentu ia
bisa konsentrasi penuh dengan belajar piano.
Kedua, adalah
ketidaklenturan jari-jemari dewasa. Harus diakui, semakin dewasa
seseorang, semakin kaku pula setiap persendian tubuhnya, termasuk
jari-jemarinya yang akan sepenuhnya dipakai untuk memainkan piano.
Berbeda dengan anak-anak yang masih memiliki kelenturan jari-jemari yang
bagus. Namun ini tidak berarti siswa dewasa tidak bisa memainkan piano
dengan baik. Dengan latihan-latihan teknik yang akan dijalani selama
belajar piano, kelenturan itu lambat laun bisa semakin terbentuk
meskipun tidak sebagus ketika anak kecil memulai belajar piano. Ada
keterbatasan bagi orang dewasa, tetapi jika ia berlatih dengan rajin,
orang dewasa bisa menjadi seorang yang profesional dalam piano.
Ketiga,
adalah kesehatan siswa dewasa. Jika sudah berumur dewasa tentu berbagai
jenis penyakit juga mulai dirasakan. Apalagi jika semasa mudanya ia
kerja keras dan banting tulang, tentu akan berpengaruh besar pada
kesehatannya ketika sudah lanjut usia. Faktor kesehatan selalu menjadi
kendala dalam belajar piano bagi orang dewasa. Disamping itu ada juga
jenis penyakit yang secara alami dimiliki orang dewasa seperti masalah
penglihatan, pendengaran dan lain-lain. Namun untuk masalah penglihatan
dan pendengaran tentu masih bisa diatasi dengan memakai alat bantu
sesuai nasihat dokter.
orang dewasa tidak percaya diri belajar piano?
Biasanya
jika sudah dewasa atau orangtua, ia tidak mau lagi tampil dalam konser
atau pertunjukan yang diselenggarakan tempat kursus. Ia merasa malu dan
tidak percaya diri. Ia merasa malu bukan karena ia tidak bisa main piano
atau permainannya jauh lebih jelek dari anak-anak yang masih kecil,
tetapi karena ia yang paling tua dalam kelompok itu. Kalau saya bisa
bilang, sebaiknya orang dewasa atau orangtua tidak perlu malu, justru
sebaliknya, ia harus merasa bangga karena dengan umur yang sedemikian,
ia masih memiliki kesempatan untuk belajar piano. Jika dibandingkan
dengan orangtua yang lain yang tidak memiliki kesempatan, ia sudah jauh
lebih baik dari mereka.
dewasa suka frustrasi ketika tidak bisa mencapai target yang ditentukan sendiri?
Orang
dewasa suka memberi target yang tinggi pada dirinya meskipun ia belum
tentu bisa melakukannya. Misalnya, untuk memainkan suatu lagu biasanya
membutuhkan waktu mungkin sedikitnya satu minggu baru bisa mahir, namun
ia membuat suatu target hanya dua hari. Sebagai akibatnya, ia merasa
frustrasi karena tidak bisa mencapai target tersebut. Akhirnya ia merasa
ia tidak akan bisa bermain piano dengan baik. Ia tidak menyadari bahwa
pemain piano hebat yang mungkin menjadi idolanya, juga menghabiskan
waktu berjam-jam bahkan ratusan jam untuk melatih lagu yang akan ia
pertunjukkan dalam sebuah konser. Slogan ini mungkin menjadi hal penting
bagi orang dewasa "practice makes perfect" (latihan menuju
kesempurnaan).
Pendekatan mengajar piano pada usia dewasa
Harus
diakui bahwa siswa dewasa mempunyai kelebihan dalam menjalin kerjasama
dengan gurunya. Yang sering menjadi kendala adalah bagaimana mengajar
siswa dewasa? Apakah mereka harus diperlakukan seperti siswa anak-anak?
Apakah guru piano harus menerapkan pola mengajar yang berbeda? Terus
terang, banyak guru piano tidak mau mengajar orang dewasa karena mereka
tidak tahu apa yang akan mereka lakukan sehingga mereka menolak siswa
dewasa. Jika ingin mengajar siswa dewasa apa yang harus anda lakukan?
Pertama,
harus disadari bahwa siswa dewasa berbeda dengan siswa anak-anak, yang
mana penerapan pendekatan psikologinya juga berbeda. Orang dewasa suka
komentar ini dan itu, serta kristis, sementara anak-anak kebanyakan
mengikuti apa yang dikatakan guru pianonya. Orang dewasa suka
mengandalkan pikirannya, bahkan apa yang diminta gurunya belum
dikerjakan tetapi ia sudah mulai berimajinasi dan kemudian bertanya yang
macam-macam. Hal penting lainnya harus diantisipasi adalah bahwa siswa
dewasa suka ngobrol, dan menanyakan hal-hal di luar pelajaran sehingga
memakan waktu melebihi jam belajar yang sepatutnya. Syukur-syukur jika
ia ada pengertian dimana ia tahu sudah ada murid lain yang sedang
menunggu di depan pintu karena sudah jam belajarnya. Jadi jika ingin
mengajar siswa dewasa terutama orangtua, siapkanlah mental untuk semua
sifat-sifat dewasa yang akan menghiasi ruangan piano anda dan bersikap
tegaslah terhadap calon siswa dewasa agar tidak menyalahi peraturan di
tempat kursus sebelum menerimanya sebagai murid.
Kedua, jika mengajar
siswa dewasa, anda harus memiliki kurikulum yang cocok untuk pemula
dewasa. Maksud saya adalah, anda tidak bisa memakai buku-buku piano
anak-anak prasekolah yang penuh dengan gambar dan stiker untuk diberikan
kepada siswa dewasa. Carilah buku-buku yang baik, yang cocok untuk
pemula dewasa. Tujuannya sama, agar siswa dewasa bisa baca not balok dan
bisa memainkan lagu-lagu dalam buku. Perbedaanya adalah siswa dewasa
mudah mengerti pelajaran jika dikatakan not setengah atau not seperempat
dengan tanpa menunjukkannya dengan gambar atau stiker. Misalnya jika
memakai buku "Piano Lesson Made Easy" by Lina Ng untuk anak-anak
prasekolah, anda bisa memakai buku "Leila Fletcher" untuk siswa dewasa.
Anda harus kreatif dalam mengajar siswa dewasa dan temukan buku-buku
yang sesuai.
kekurangan orang dewasa hampir sama dengan siswa remaja?
mereka
juga memiliki ketertarikan pada lagu-lagu tertentu. Anda bisa mengikuti
selera mereka seperti memainkan lagu-lagu pop untuk membangun kemampuan
musikalitas mereka. Setelah ketertarikan itu dimiliki, perkenalkan
buku-buku teknik lainnnya seperti Hanon, Beyer, Schmitt, Czerny dan
lain-lain, yang sifatnya untuk melatih kelincahan jari-jemari mereka.
Keempat,
orang dewasa suka menguji gurunya. Oleh karena itu anda harus
benar-benar mempersiapkan materi pelajaran yang tepat untuk orang
dewasa. Adalah hal yang biasa jika siswa pemula menganggap ia sudah
pintar, bahkan lebih pintar dari gurunya. Dia sudah lebih tahu dari
semuanya. Aneh bukan? Tapi itulah orang dewasa. Terkadang ia hanya bisa
memainkan satu tangga nada (scale) tetapi ia sudah gembor-gemborkan ke
orang lain bahwa ia bisa memainkan piano dengan baik. Sikap sejenis ini
akan sering terjadi. Jika punya murid seperti ini, ingatlah, cepat atau
lambat ia akan berhenti belajar piano. Tetapi jika siswa dewasa itu
benar-benar ingin belajar piano, ia akan mulai dengan belajar
merendahkan diri dan sadar akan ketidaktahuannya. Ia harus tahu bahwa ia
tidak tahu, dan jika ia sudah merasa tahu, itu berarti ia tidak tahu.
Jangan takut mengajar orang dewasa, karena anda lebih tahu dari mereka,
makanya mereka datang kepada anda.